MASALAH PENDIDIKAN NEGARA MAJU DAN BERKEMBANG
MASALAH PENDIDIKAN NEGARA MAJU DAN
BERKEMBANG
Suatu
negara memiliki kondisi sosial ekonomi yang berbeda-beda. Ada yang masih
bergantung pada negara lain, ada yang sebatas mampu memenuhi kebutuhannya
sendiri, dan ada yang telah mampu memberi bantuan kepada negara lain. Perbedaan
kondisi tersebut menyebabkan terjadinya pengelompokan-pengelompokan negara
berdasarkan kondisi sosial ekonominya. Ada yang disebut dengan negara maju dan
ada yang disebut dengan negara berkembang. Mayoritas negara maju
perekonomiannya bertumpu pada sektor industri, jasa dan perdagangan. Sedangkan
negara berkembang pada umumnya bercorak agraris. Kondisi sosial ekonomi ini
dipengaruhi oleh mutu sumber daya manusia (SDM) dari masing-masing negara.
Dalam
berbagai sumber disebutkan bahwa peringkat SDM bangsa Indonesia menempati
urutan ke 88 di dunia. Dari hal itu bisa dilihat bahwa Indonesia masih termasuk
dalam kategori negara berkembang. Indonesia masih harus bekerja keras untuk
membenahi SDMnya. Salah satunya adalah dengan membenahi sistem pendidikan yang
merupakan ujung tombak dalam peningkatan sumber daya manusia.
Salah
satu hal yang ditempuh adalah dengan melihat dan membandingkan sistem
pendidikan di negara-negara maju dengan sistem pendidikan di Indonesia kemudian
belajar darinya sehingga nantinya bisa diterapkan dalam sistem pendidikan di
Indonesia.
Berangkat
dari hal itu, maka dalam makalah ini akan dibahas mengenai problem-problem
pendidikan di negara maju dan berkembang untuk dijadikan pelajaran dan
dicarikan solusi atasnya agar nantinya dapat dijadikan bahan perbandingan untuk
membenahi sistem pendidikan di seluruh dunia khususnya di Indonesia.
A. Kebijakan dan Problem Pendidikan
di Negara-Negara Maju
Suatu
negara digolongkan sebagai negara maju jika negara tersebut telah mampu
menyeimbangkan pencapaian pembangunan yang telah dilakukan, sehingga sebagian
besar tujuan pembangunan telah dapat terwujud, baik yang bersifat fisik ataupun
nonfisik.
Ciri-ciri dari negara maju
diantaranya adalah:
1. Sumber daya alam dimanfaatkan
secara optimal.
2. Dapat mengatasi masalah
kependudukan.
3. Produktivitas masyarakat
didominasi barang-barang hasil produksi dan jasa.
4. Tingkat dan kualitas hidup
masyarakat tinggi.
5. Ekspor yang dilakukan adalah
ekspor hasil industri dan jasa.
6. Tercukupinya penyediaan
fasilitasilitas umum.
7. Kesadaran hukum, kesetaraan
gender, dan penghormatan terhadap hak asasi manusia dijunjung tinggi.
8. Tingkat pendidikan relatif tinggi.
9. Tingkat pendapatan penduduk
relatif tinggi.
10. Tingkat kesehatan sudah baik.
Dari
kesepuluh ciri-ciri tersebut dalam pembahasan makalah ini akan lebih
dikhususkan pada ciri-ciri yang ke delapan, yakni tingkat pendidikan negara
maju relatif tinggi.
Tingkat
pendidikan merupakan salah satu indikator penting yang menunjukkan kualitas
penduduk suatu negara. Di negara-negara maju secara umum penduduknya sudah
memiliki kesadaran tinggi akan arti penting pendidikan dan penguasaan Iptek.
Hal tersebut terlihat dari angka partisipasi belajar penduduk negara-negara
maju yang sangat tinggi. Tingginya tingkat pendidikan penduduk di negara maju
juga ditunjang oleh sistem pendidikan yang baik dan anggaran pendidikan yang
tinggi dari pemerintah.
Tingkat
pendidikan masyarakat di negara maju sudah sangat tinggi. Hampir seluruh
penduduk bisa membaca dan menulis (melek huruf). Pemerintah mampu memberikan
jaminan pendidikan dasar gratis kepada seluruh lapisan masyarakat. Fasilitas
pendidikan di negara maju juga tersedia lengkap. Sistem pendidikan yang
digunakan lebih menekankan pada kecakapan hidup dan kemandirian peserta didik
untuk mengembangkan potensinya.
Ilmu
pengetahuan dan teknologi di negara maju sudah berkembang dengan pesat. Negara
maju memiliki ilmuwan dalam berbagai disiplin ilmu. Para ilmuwan ini diberi
fasilitas, seperti laboratorium lengkap dan standar gaji tinggi sehingga bisa
melakukan inovasi. Hasil-hasil inovasi sangat bermanfaat di berbagai bidang,
seperti produksi, militer, ruang angkasa, kedokteran, maupun pengembangan ilmu
pengetahuan.
Berikut ini adalah sistem pendidikan
dari beberapa negara maju di Dunia:
1. Pendidikan Amerika Serikat
Karakteristik
utama sistem pendidikan Amerika Serikat adalah berkarakter desentralisasi.
Pemerintah federal, negara bagian, dan pemerintah daerah memiliki aturan dan
tanggung jawab administrai masing-masing yang sangat jelas. Amerika Serikat
tidak mempunyai sistem pendidikan yang terpusat atau yang bersifat nasional.
Namun bukan berarti pemerintah federal tidak memberikan arah dan pengaruhnya
terhadap masalah pendidikan. Badan Legislatif, Judikatif dan Eksekutif fedaral
sangat aktif dalam proses pembuatan keputusan mengenai pendidikan.
Pengangkatan
guru adalah wewenang pemerintah negara bagian. Masing- masing negara bagian
mempunyai ketentuan sendiri mengenai persyaratan untuk memperoleh sertifikat
mengajar. Ada negara bagian yang meminta persyaratan mengajar, seperti
menguasai tentang penyuluhan narkoba, menguasai bidang komputer dan sebagainya.
Ada pula negara bagian yang memberikan sertifikat mengajar untuk lulusan
sarjana (S.1), tahap sertifikat ke dua untuk lulusan Magister (S.2). Kemudian
memberikan ujian tertulis dan praktek mengajar sebagai syarat pengangatan guru.
Negara bagian juga mengeluarkan sertifikat untuk staf administrasi sekolah-
keala sekolah dan kakanwilpendidik.
Tentang
kurikulum dan metodologi pengajaran di Amerika Serikat, pemikir pendidik selalu
mengembangkan inovasi baru. Maka muncullah kurikulum terintegrasi (integrated
curriculum), metode mengajar yag berpusat pada siswa (student centered teaching
method), pengajaran atas dasar kemampuan dan minat individu (individualized
instruction), dan sekolah alternatif.
2. Pendidikan Jepang
Jepang
mempunyai penduduk yang homogen, yang terdiri dari 99.4 % orang Jepang. Bahasa
Jepang dipakai sebagai bahasa resmi dan dipakai mulai dari prasekolah sampai ke
perguruan tinggi. Sebagian besar anak-anak di Jepang memasuki taman
kanak-kanak. Kemudian pada usia enam tahun mereka mulai masuk sekolah dsar yang
wajib bagi semua orang, berlangsung selama enam tahun. Sekolah tingkat pertama
adalah termasuk pendidikan wajib.
Guru
guru di Jepang, sekolah dasar dan sekolah menengah, memperoleh pelatihan dan
juga pendidikan di universitas, program pasca sarjana dan junior college.
Sekolah sekolah sangat memperhatikan kegiatan ekstra kurikuler seperti
organisasi murid (osis), event olah raga, study tour, dan sebagainya. Pada
sekolah menengah ada mata pelajaran wajib dan mata pelajaran elektif.
3. Pendidikan Finlandia
Meski
tidak terlalu populer, negara ini ternyata menempati peringkat pertama di dunia
dalam hal kualitas pendidikannya. Negara ini beribukota di Helsinki (tempat
ditandatanganinya perjanjian damai antara RI dengan GAM). Peringkat satu dunia
ini diperoleh Finlandia berdasarkan hasil survei internasional yang
komprehensif pada tahun 2003 oleh Organization for Economic Cooperation and
Development (OECD). Tes tersebut dikenal dengan nama PISA (Programme for
International Student Assesment) mengukur kemampuan siswa di bidang Sains,
Membaca, dan juga Matematika.
Di
Finlandia hanya ada guru-guru dengan kualitas terbaik dengan pelatihan terbaik
pula. Profesi guru sendiri adalah profesi yang sangat dihargai, meski gaji
mereka tidaklah fantastis. Lulusan sekolah menengah terbaik biasanya justru
mendaftar untuk dapat masuk di sekolah-sekolah pendidikan, dan hanya 1 dari 7
pelamar yang bisa diterima. Persaingannya lebih ketat daripada masuk ke
Fakultas Hukum bahkan Fakultas Kedokteran.
Menurut
para pakar pendidikan di Finlandia, ujian dan testing hanya akan menghancurkan
tujuan belajar siswa. Terlalu banyak testing cenderung mengajarkan kepada siswa
untuk semata lolos dari ujian. Siswa didorong untuk bekerja secara independen
dengan berusaha mencari sendiri informasi yang mereka butuhkan. Suasana sekolah
sangat santai dan fleksibel. Adanya terlalu banyak komando hanya akan
menghasilkan rasa tertekan, dan mengakibatkan suasana belajar menjadi tidak
menyenangkan. Kelompok siswa yang lambat mendapat dukungan intensif.
Tidak
ada perbedaan antara siswa yang berprestasi baik dan yang buruk di
sekolah-sekolah di Finlandia. Remedial tidaklah dianggap sebagai tanda
kegagalan tapi sebagai kesempatan untuk memperbaiki.
Dari
pemaparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa, pada negara-negara maju,
pendidikan dijadikan prioritas utama. Mereka sadar betul bahwa pendidikan
merupakan modal terpenting untuk menjadikan suatu negara menjadi maju dan
berperadaban. Maka, ketika ada suatu negara maju hancur akibat perang ataupun
bencana alam, hal pertama yang dibenahi bukanlah dari segi ekonomi maupun
politik, melainkan segi pendidikannya terlebih dahulu sehingga negara atau
bangsa tersebut bisa cepat bangkit dari keterpurukan dan kembali menjadi negara
yang maju dan berperadaban tinggi.
B. Kebijakan dan Problem Pendidikan
di Negara-Negara Berkembang
Suatu
negara digolongkan sebagai negara berkembang jika negara tersebut belum dapat
mencapai tujuan pembangunan yang telah ditetapkan atau belum dapat
menyeimbangkan pencapaian pembangunan yang telah dilakukan.
Beberapa ciri khas Negara-negara yang
sedang berkembang adalah:
1. Secara politis, pada umumnya baru
mengalami kemerdekaan atau lepas dari penjajahan barat
2. Secara ekonomis, pada umumnya
miskin dan msih sangat bergantung pada alamnya.
3. Secara demografis, pada umunya
padat penduduk dengan tingkat pertambahan penduduk karena kelahiran yang
tinggi.
4. Secara budaya,kokoh berpegang pada
warisan budaya tradisiolan secara terus menerus.
Kebijaksanaan
pendidikan di negara-negara berkembang umumnya berasal dari warisan
kebijaksanaan pendidikan kaum kolonial. Dikatkan demikian karena negara-negara
berkembang pada saat baru pertama kali merdeka belum sempat membangun
kebijaksanaan pendidikannya sendiri berdasarkan kebutuhan realistik rakyatnya.
Kemerdekaan yang telah dicapai di bidang politik tidak dengan sendirinya
diikuti oleh kemerdekaan di bidang lainnya, lebih-lebih di bidang pendidikan.
Di antara ciri-ciri kebijakan
pendidikan yang merupakan warisan kaum kolonial adalah:
1. Sifatnya yang elitis atau lebih
banyak memberikan kesempatan kepada sekecil masyarakat dan tidak lebih banyak
memberikan kesempatan kepada sebagian besar masyarakat.
2. Berorientasi sosio-ekonomik.
Orientasi sosio-ekonomik demikian, berkaitan erat dengan jaringan ekonomi
internasional di mana negara-negara maju berposisi sebagai sentralya sementara
negara-negara berkembang sekadar sebagai periferalnya.
3. Liberal, rasional, individual,
archievment oriented dan social alienated. Ciri-ciri pendidikan demikian,
umumnya berbeda dan bahkan berlawanan dengan ciri-ciri masyarakat dan
nilai-nilai yang berkembang di negara-negara berkembang. Pendidikannya liberal,
padahal masyarakatnya menjunjung tinggi nilai-nilai kolektivisme. Pendidikannya
menanamkan rasionalitas, padahal masyarakat di negara-negara berkembang
terdapat banyak budaya-budaya yang tidak saja mengembangkan rasionalitas
melainkan juga segi-segi emosional dan bathiniah; pendidikannya individual,
padahal masyarakatnya menjunjung tinggi kesetiakawanan sosial dan gotong
royong; pendidikannya archievment oriented secara sempit sekedar prestasi
akademik di kelas; pendidikannya sosial alienated padahal masyarakatnya
menginginkan sosialisasi siswa dengan lingkungannya.
4. Tidak berakar pada tradisi dan
budaya setempat. Hal demikian sangat memperhatikan, oleh karena pendidikan pada
dasarnya adalah pewarisan budaya dan generasi sebelumnya kepada generasi
sesudahnya atau penerusnya.
5. Berorientasi pada masyarakat kota,
hal ini juga sangat memprihatinkan mengingat sebagian besar wilayah
negara-negara berkembang justru terdiri dari pedesaan. Orientasi ke kota
demikian lambat atau cepat, langsung maupuin tidak langsung bisa menjadikan
penyebab lulusan-lulusan pendidikan lebih tertarik dengan kehidupan kota
ketimbang bangga membangun desanya.
Ketimpangan-ketimpangan
inilah yang menjadi problema pendidikan di negara-negara berkembang di mana
problem-problem tersebut lebih banyak disebabkan oleh ketidaksiapan suatu
negara dalam menjalankan sistem pemerintahan khususnya dalam sektor pendidikan
dan kurangnya kesadaran akan pentingnya sebuah pendidikan dalam memajukan
sebuah peradaban. Di antara negara-negara berkembang yang masih mengalami
polemik atau masalah pendidikan seperti yang tersebut di atas adalah Indonesia,
beberapa negara di wilayah Asia Tenggara seperti Vietnam dan Kamboja serta
beberapa negara di kawasan Afrika.
Pendidikan
guru adalah salah satu pusat syaraf dari pendidkan. Di Asia, Afrika dan Amerika
Latin, terdapat kekurangan guru yang parah menurut ukuran baratdan kelas-kelas
besar membutuhkan teknik mengajar yang berbeda. Namun kebanyakan dari para guru
itu sendiri mendapat sekali pendidikan dan boleh dikatakan hampir tidak
memperoleh latihan. Jadi tugas pertama adalah yang menaikan tingkat pendidikan
guru-guru yang ada dan berusaha memberi mereka latihan kerja. Ditingkatkan
statusnya, untuk meningkatkan status guru, mereka harus menaikan gajinya, namun
kenyataannya mereka terlalu miskin untuk itu.
Pendidkan
guru, merupakan tugas utama bagi negar-negara yang sedang berkembang guna
mengembangkan sistem pendidikan yang pada umunya mereka terima dari warisan
pejajah mereka. Tanpa pendidikan guru, maka struktur pendidkan secara barat
mungkin hancur. Namun untuk memperoleh latihan-latihan mengajar atas dasar yang
kuat, diperlukan suatu reorganisasi yang radikal.
Komentar
Posting Komentar